Postingan

OEI HUI LAN

MADAME WELLINGTON KOO 🌷 Oei Hui Lan Sosialita  Puteri Raja Gula dan Opium dari Semarang. Lukisan wanita Tionghoa berambut panjang ini terkesan sangat misterius. Bahkan banyak aura aura mistis yang dirasakan setelah memandang sosok wanita Tionghoa berambut panjang dalam lukisan tersebut. Wanita cantik Tionghoa berambut panjang dalam lukisan tersebut bernama Madam Wellington Koo, yang terlahir dengan nama Oei Hui Lan, dia adalah putri kesayangan seorang crazy rich atau konglomerat keturunan Tionghoa dari Semarang, Oei Tiong Ham. Dia menjadi putri kesayangan ayahnya karena dia dianggap sebagai anak yang membawa keberuntungan atau hoki. Dalam kepercayaan orang Tionghoa beberapa anak memang diyakini membawa hoki bagi keluarganya dan dia adalah salah satunya. Setelah kelahirannya perusahaan ayahnya menjadi sangat maju dan berkembang pesat.  Sampai sekarang lukisan ini masih ada dan menjadi koleksi Hotel Tugu di Malang, Jawa Timur. Lukisan cantik ini dipajang di sebuah ruangan yang diberi na

PANGGUNG SANGGA BUWANA

PANGGUNG SANGGA BUWANA Secara mistik kejawen Panggung Sangga Buwana dipercaya sebagai tempat pertemuan raja-raja Surakarta dengan Kangjeng Ratu Kidul, oleh karena itu letak Panggung Sangga Buwana segaris lurus dengan jalan keluar Kota Solo yang menuju ke Wonogiri. Menurut kepercayaan hal itu memang disengaja sebab datangnya Kangjeng Ratu Kidul adalah dari arah Selatan.  Pada puncak bangunan Panggung Sangga Buwana yang berbentuk seperti topi bulat terdapat sebuah hiasan seekor naga yang dikendarai oleh manusia sambil memanah. Menurut "Babad Surakarta", hiasan tersebut adalah "Sengkalan Milir", yang berbunyi "Naga Muluk Tinitihan Janma", yang berarti tahun 1708 Jawa atau 1782 Masehi, yang merupakan tahun berdirinya Panggung Sangga Buwana. Naga= 8, Muluk= 0, Tinitihan= 7 dan Janma= 1. Sengkalan milir tersebut dapat diterjemahkan sebagai filosofi dari bentuk bangunan Panggung Sangga Buwana, 8 adalah simbol dari bentuk bangunannya yang segi delapan, 0 adalah si

BATAVIASCHE KUNSTKRING

BATAVIASCHE KUNSTKRING Tugu Kunstkring Paleis Tugu Kunstkring Paleis adalah salah satu gedung peninggalan Belanda yang terletak di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Nama aslinya ialah Bataviasche Kunstkring (Lingkaran Seni Batavia). Bangunan bergaya Indische Style yang telah berusia lebih dari satu abad ini didirikan pada tahun 1913 dan selesai pada tahun 1914. Dibangun oleh arsitek Belanda bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen dari perusahaan NV. Bouwploeg, biro arsitektur dan pengembang properti pertama di Jakarta yang kini gedungnya telah beralih fungsi menjadi Masjid Cut Meutia sejak tahun 1987. NV. Bouwploeg kemudian dilafalkan penduduk lokal sebagai Boplo. Sebab mereka merasa kesulitan untuk mengucapkan nama Belanda tersebut dengan benar. Seiring berjalannya waktu, Bataviasche Kunstkring mengalami transformasi fungsi berkali-kali. Berawal dari galeri seni yang memamerkan karya pelukis besar seperti Van Gogh, Gauguin, Chagall, dan Picasso tahun 1939-1942. Lalu menjadi Majelis Is

KAMP INTERNIRAN

KAMP INTERNIRAN Kamp Konsentrasi Jepang Kamp konsentrasi Jepang adalah nama yang digunakan Belanda untuk menyebut kamp interniran yang didirikan oleh Militer Jepang untuk menahan dan mengawasi pergerakan penduduk sipil atau tawanan militer dari Belanda dan Eropa selama pendudukan Jepang di Indonesia antara tahun 1942 sampai dengan tahun 1945. Terdapat kamp tawanan perang untuk militer dan kamp tawanan untuk warga sipil. Lebih lanjut, kamp tawanan sipil dibagi atas kamp untuk pria, wanita, anak-anak, dan remaja. Beberapa Wanita Belanda dan Eropa juga dipaksa tentara Jepang untuk melayani nafsu bejat mereka. Wanita-wanita Belanda dan Eropa yang menjadi korban nafsu Tentara Jepang ini disebut sebagai "troostmeisje". Para tawanan umumnya diperlakukan dengan buruk. Makanan hanya sedikit tersedia, padahal para prianya harus bekerja keras. Pelanggaran aturan dapat dikenakan hukuman atau siksaan berat. Di samping itu, terdapat kamp khusus buruh untuk pribumi Indonesia yang bekerja se

YURIKE SANGER

YURIKE SANGER 🌷 ISTRI KE 8 PRESIDEN RI. I SOEKARNO Ucapan Selamat Natal dari Bung Karno kepada Yury, Istrinya. Yury dear, Bersama ini aku kirim satu tandamata dan uang sedikit untuk natalan. Selamat hari Natal, moga-moga Tuhan selalu melimpahimu dengan rachmatnya dan berkatnya. Sebenarnya aku sudah kangen sekali, tetapi kepadatan kerdja belum memberi kesempatan mendjumpaimu. I hope next monday I can meet you."  Tulis Soekarno dalam suratnya yang tertanggal 25 Desember 1964 kepada Yury, panggilan sayang dari Bung Karno untuk Yurike Sanger, istrinya yang merayakan Hari Raya Natal tetapi Bung Karno tidak bisa berada di sampingnya. Presiden Soekarno menikahi Yurike Sanger yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara secara Islam pada tanggal 6 Agustus 1964 di rumah Yurike Sanger. Sebelumnya, Presiden Soekarno telah menikah dengan istri ketujuhnya yang bernama Haryati pada tanggal 21 Mei 1963. Meskipun telah menikah secara islam, sepertinya Yury masih tetap menganut Agama Kristen sebagai

WILLEMSKERK BATAVIA

WILLEMSKERK BATAVIA GPIB IMMANUEL JAKARTA Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan. Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja Willem I, raja Belanda pada periode 1813-1840. Pada gedung gereja dicantumkan nama WILLEMSKERK. Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi tiga meter. Bagian depan menghadap Stasiun Gambir. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri dan perbandingan harmonis. Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara

SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO IX

SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO IX 👑 Sahandhap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono Senopati Ing Alaga Abdurahman Sayidin Panatagama Ingkang Jumeneng Kaping IX Ing Nagari Surakarta Hadiningrat. Sri Susuhunan Pakubuwana IX lahir di Surakarta pada tanggal 22 Desember 1830 dan meninggal di Surakarta pada tanggal 16 Maret 1893 pada umur 62 tahun, adalah Sunan Surakarta yang memerintah dari tahun 1861 sampai dengan tahun 1893. Nama aslinya adalah Raden Mas Duksina (Bahasa Jawa: Raden Mas Duksino), putra Pakubuwana VI. Ia masih berada di dalam kandungan saat ayahnya dibuang ke Ambon oleh Belanda karena mendukung pemberontakan Pangeran Diponegoro. Ia sendiri kemudian lahir pada tanggal 22 Desember 1830. Setelah menginjak dewasa, Raden Mas Duksina bergelar KGPH. Prabuwijaya. Pakubuwana IX naik takhta menggantikan Pakubuwana VIII (paman ayahnya) pada tanggal 30 Desember 1861. Pemerintahannya ini banyak dilukiskan oleh Ranggawarsita dalam karya-karya sastranya, misalnya dalam