Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

RUMAH SAKIT ELISABETH SEMARANG

HERITAGE BUILDING ⌛ RUMAH SAKIT ELISABETH SEMARANG Di Kota Semarang pada tahun 1920an hanya ada dua rumah sakit yaitu Central Burgelijk Zienkenhuis (CBZ) yang merupakan rumah sakit pemerintah (sekarang RS dr.Kariadi) dan Juliana Zienkenhuis yang merupakan rumah sakit milik swasta (sekarang RS Bhakti Wira Tamtama). Pada masa itu, kedua rumah sakit tersebut sudah tidak mampu lagi menampung pasien yang sudah semakin banyak jumlahnya. Terlebih dengan adanya berbagai jenis wabah penyakit yang sedang melanda kota Semarang dan banyak merenggut korban jiwa, maka dengan tekat bulat serta keyakinan yang kuat, para suster OSF berupaya mewujudkan cita-citanya, yaitu mendirikan sebuah rumah sakit Katholik di Kota Semarang. Maka menjelang peringatan setengah abad berdirinya konggregasi suster-suster St. Fransiskus di Indonesia, para suster mengumpulkan dana dari para dermawan, pemerintah kota praja Semarang serta dari pusat Suster-suster St. Fransiskus. Pada tanggal 3 September 1923 dana tersebut di

WILLEM L. OLTMANS

Voor Wim Oltmans, met mijn besten dank, Soekarno, 4/9 '57 (part 1) "Bent U Nederlander?" tanya Presiden Soekarno pertama kalinya tatkala berada di Roma kepada jurnalis Belanda, Willem Leonard Oltmans (1925-2004) . Wim tak pernah terpikir bahwa jalan hidupnya akan penuh warna setelah ia berjumpa Presiden Soekarno di Roma, 1956. Ditengah ketegangan hubungan Indonesia dengan Belanda akibat perselisihan tentang Papua, Presiden Soekarno melawat ke Italia. Ini merupakan momen pertama kali dalam hidup sang presiden menjejakkan kaki di tanah Eropa.  Menteri Luar Negeri Belanda Joseph Luns melalui Duta Besar Belanda untuk Italia Hendrik Nicolaas Boon memprotes Pemerintah Italia atas kunjungan ini. Karena tekanan Pemerintah Belanda, tidak ada liputan tentang lawatan beliau ke Eropa di media negeri kincir angin tersebut. 'De Telegraaf' menolak ide Wim untuk mewawancarai Soekarno. Akhirnya ia menghubungi Agence France-Presse (AFP), yang setuju dengan upaya Wim tersebut. Disaa

MATA HARI

 MATA HARI 🌷 "Eye of The Day" The Greatest Woman Spy in The World Sebuah kendaraan abu-abu milik militer Prancis bertolak dari Penjara Saint-Lazare di Paris, pada pagi hari tanggal 15 Oktober 1917. Di dalamnya, selain dua biarawati dan pengacara, terdapat seorang perempuan Belanda berusia 41 tahun yang mengenakan jubah panjang dan topi lebar. Satu dekade sebelumnya, perempuan ini pernah bersentuhan dengan orang-orang penting di berbagai ibu kota negara-negara di Eropa. Berkat keterampilannya dalam menari, perempuan ini mampu memiliki banyak kekasih dari berbagai kalangan dan profesi, termasuk menteri, pebisnis kaya maupun jenderal dan mereka adalah termasuk orang-orang yang menduduki posisi penting di negaranya. Dunianya berubah ketika Eropa dilanda Perang Dunia I. Dia mengira dirinya bisa bertahan di Eropa dengan mengandalkan karisma dan kecantikannya. Namun, para pria yang dia dekati menginginkan sesuatu yang lebih dari dirinya dan bukan hanya sekadar hubungan seks semata

DE JAVASCHE BANK BATAVIA 1901

DE JAVASCHE BANK BATAVIA 1901 De Javasche Bank Batavia resmi didirikan pada tanggal 24 Januari 1828. Untuk gedung kantornya,  De Javasche Bank menempati gedung bekas rumah sakit dari zaman VOC, Binnen Hospitaal. Awal abad ke-18 pemerintah membangun Binnen Hospital di dalam kota Batavia, untuk menjaga kesehatan staf dan tentara Belanda. Rumah sakit ini mengutamakan pelayanan terhadap para pelaut dan tentara, dengan memanfaatkan tenaga orang-orang bumi putera sebagai Zieken Opposer (Pembantu Orang Sakit).  Binnen Hospital terletak di tepi Jalan Bank dan pinggir Kali Besar. Bangunannya terdiri dari dua lantai dengan denah berbentuk huruf L. Sisi utamanya menghadap ke utara (Jalan Bank), bukan ke arah timur seperti Museum Bank Indonesia sekarang (Jalan Pintu Besar Utara). Tahun 1780 rumah sakit dipindahkan ke Weltevreden dan Binnen Hospital ditutup. Tahun 1801 bangunan tersebut dibeli oleh sebuah firma dagang bernama Mac Quoid Davidson & Co. Tahun 1831 lahan eks Binnen Hospital dibeli

GUNTUR SOEKARNOPUTRA

GUNTUR SOEKARNOPUTRA ⚘ Mengenal Guntur Soekarnoputra "Tok, engkau adalah anak sulung Putra Sang Fajar. Sebab bapakmu dilahirkan pada waktu fajar menyingsing. Fajar 6 Juni yang sedang merekah di ufuk timur. Dan engkau lahir di tahun keberanian pada saat fajar tanggal 3 November. Saat dimana hegemoni kekuasaan Jepang semakin suram sinarnya. Seperti halnya bapakmu, engkaupun pantas menyambut terbitnya Sang Fajar. Ingat, yang pantas menyambut Sang Fajar hanyalah manusia para Abdi Tuhan yaitu manusia-manusia yang bermanfaat! Jangan cengeng! Buktikan ke setiap orang bahwa engkau memang pantas menjadi anak sulung Soekarno!" Pesan Bung Karno kepada Guntur dalam penerbangan percobaan pesawat Convair rute Jakarta - Bandung pada tahun 1950. Guntur Soekarnoputra lahir di Jakarta pada tanggal 3 November 1944. Seperti yang diceriterakan Bung Karno dalam otobiografinya, putra sulungnya itu lahir sekitar pukul lima ketika adzan subuh berkumandang. "Mas Tok", begitu biasa Bung Karno

POERBATJARAKA

POERBATJARAKA ⚘ Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka lahir di Surakarta pada tanggal 1 Januari 1884 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 25 Juni 1964. Ben Anderson menyebut Poerbatjaraka sebagai pemberontak dalam sejarah kajian Bahasa Jawa Kuno, dia adalah orang Jawa pertama yang menyumbang pengetahuan di dunia Barat lewat tulisan-tulisan berbahasa Belanda yang membahas tentang Sejarah Jawa yang lebih banyak didominasi oleh orang barat kala itu. Kecakapan kerjanya di Batavia membuatnya berlayar ke Belanda pada Agustus 1921. Di Belanda, dia menjadi dosen Bahasa Jawa di Leiden. Meski Poerbatjaraka tidak memiliki ijazah pendidikan menengah, dia mendapatkan kesempatan untuk tetap dapat menempuh ujian-ujian akademis hingga ke jenjang doktoral. Poerbatjaraka hanya sempat mengenyam pendidikan di HIS, setingkat SD. Namun ketertarikannya terhadap Bahasa Jawa Kuno membuatnya banyak membaca, juga memperdalam Bahasa Melayu dan Belanda secara otodidak. Poerbatjaraka berhasil mempertahankan disertasinya