HOTEL NIAGARA, LAWANG
HOTEL NIAGARA, LAWANG ⌛
Hotel Niagara berlokasi di Daerah Lawang, Kota Malang. Zaman dulu, daerah Lawang (Lawang artinya pintu yang diartikan sebagai daerah gerbang masuk Kota Malang) merupakan daerah yang sangat sejuk dan asri. Sehingga banyak berdiri rumah peristirahatan di sana.
Semula Hotel Niagara difungsikan sebagai villa keluarga milik keluarga "Liem Sian Joe", dan dirancang oleh seorang arsitek ternama dari Brasil, Mr. Fritz Joseph Pinedo.
Desain arsitektur hotel ini merupakan perpaduan arsitektur bergaya Brasil, Belanda, Tiongkok dan Victoria. Hotel ini memiliki tinggi mencapai 35 meter dengan 5 lantai di atasnya yang dibangun kurang lebih selama 15 tahun, dan diselesaikan pada akhir abad ke 19 atau pada tahun 1890 an. Akhirnya hotel ini dinobatkan sebagai bangunan tertinggi di Asia pada waktu itu.
Ukuran kamar hotel ini sangat luas yaitu mencapai 5m x 6m dan semua kamarnya dilengkapi pintu penghubung (conneting door) untuk mempermudah akses menuju masing-masing kamar. Desain asli kamar hotel ini awalnya tidak memiliki kamar mandi dalam dan kamar mandi di setiap lantai berada di luar kamar semua atau sharing bathroom. Tetapi oleh karena adanya permintaan konsumen dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman, saat ini hotel telah menyediakan beberapa Kamar Deluxe yang memiliki kamar mandi di dalamnya.
Dari total jumlah kamar sebanyak 26 kamar, saat ini hanya 14 kamar saja yang masih disewakan. Lantai 4 dan 5 hotel ini sudah tidak dioperasikan kembali oleh karena beberapa alasan teknis dan internal hotel yang tidak diketahui. Akses ke lantai 4 dan 5 kini tertutup untuk publik.
Terdapat ruangan (aula) keluarga di masing-masing lantai sebagai tempat berkumpul keluarga. Hebatnya lagi gedung ini sudah dilengkapi lift merk ASEA buatan Swedia tahun 1900. Hotel atau vila ini mulai resmi ditempati sekitar tahun 1918.
Namun Liem Sian Joe dan keluarga menempati bangunan ini hanya sampai tahun 1920-an saja, karena dia dan keluarga kemudian memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan menetap di Negara Belanda.
Setelah ditinggal oleh pemiliknya villa keluarga ini mulai jarang digunakan dan kurang terawat selama bertahun-tahun, hingga akhirnya pada tahun 1960 salah seorang ahli waris keluarga Liem Sian Joe menjualnya kepada seorang pengusaha yang berasal dari Surabaya bernama "Ong Kie Tjai".
Setelah dilakukan sejumlah pembenahan mulai tahun 1964, gedung tersebut difungsikan sebagai hotel dan diberi nama "Hotel Niagara".
Di hotel ini pernah beredar mitos mistis tentang seorang Wanita Belanda yang meninggal karena bunuh diri di lantai empat.
Layaknya hotel-hotel tua pada umumnya, Niagara juga memiliki kisah yang melegenda sepanjang masa. Meski perihal kebenarannya tidak diketahui secara pasti alias masih simpang siur, namun berita ini banyak dipercaya oleh masyarakat.
Pada lantai empat hotel tersebut, pernah terjadi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang Wanita Belanda pada puluhan tahun yang silam.
Akibat kejadian itu, pihak pengurus hotel sempat menghentikan operasional mereka, khususnya di lantai empat, tempat kasus bunuh diri itu terjadi.
Bahkan, beberapa warga sekitar mengaku pernah melihat sosok Wanita Belanda yang berdiri di lantai empat ketika malam hari. Padahal, tempat di mana sosok wanita tersebut muncul adalah sebuah kamar yang lama tidak berpenghuni atau kosong.
Tak hanya di lantai empat, kisah tentang Three Beautiful Ghost Hotel yang berada di lantai tiga pun tak kalah terkenal. Selain terkenal dengan hantu korban bunuh diri yang ada di lantai empat, ternyata Hotel Niagara juga menyimpan sejuta misteri perihal tiga sosok noni Belanda yang ada di lantai tiga.
Tiga arwah noni Belanda yang cantik-cantik tersebut mendapat julukan sebagai Three Beautiful Ghost Hotel dari para pengunjung yang pernah melihatnya secara langsung.
Meskipun jarang menampakkan dirinya, namun ketiga noni Belanda ini dipercaya sering melakukan aktivitas yang sedikit mengganggu seperti tertawa di lorong hotel ataupun di kamar, hingga mengetuk pintu kamar para tamu bahkan menggerakkan beberapa benda di dalam hotel.
Adanya mitos hantu cantik di hotel ini, ternyata malah membuat banyak orang penasaran tentang keberadaannya.
Konon, ruang bawah tanah hotel ini juga diduga menjadi saksi bisu pembantaian dan pembuangan mayat.
Berdirinya Hotel Niagara pada zaman penjajahan di Indonesia membuat citra bangunan tersebut semakin ngeri. Salah satu bagian hotel yang juga menjadi cerita terkenal di kalangan masyarakat adalah keberadaan ruang bawah tanahnya.
Disinyalir, ruangan terbawah hotel ini merupakan tempat yang paling memiliki aura mistis. Pasalnya, pada tempat itulah dipercaya menjadi area pembantaian dan pembuangan mayat beberapa orang Belanda.
Hingga saat ini, keberadaan dan kebenaran berita tentang “kuburan masal” tersebut belum ada yang membuktikannya secara langsung.
Menurut pengakuan beberapa orang disebutkan bahwa mereka pernah melihat sesosok manusia dengan badan berlumuran darah di tempat ini.
Meskipun menyimpan banyak kisah menyeramkan dan terkenal hingga seluruh penjuru kota, namun keindahan Hotel Niagara dengan gaya klasik era kolonial yang masih tetap dipertahankan hingga saat ini membuat Hotel Niagara tak pernah sepi pengunjung meski diterpa isu-isu miring yang belum jelas tentang kebenarannya.
Tak jarang banyak pengunjung dari luar kota dan bahkan luar negeri yang menyempatkan diri untuk menginap di Hotel Niagara untuk sekedar ingin merasakan sentuhan nuansa klasik hotel tempo doeloe atau hanya karena penasaran dengan berbagai kisah mistisnya.
Sampai saat ini telah dilakukan beberapa kali renovasi pada bangunan hotel kuno tersebut dengan tetap memperhatikan detail dan nilai seni yang melekat pada bangunan bersejarah tersebut.
Sekarang hotel ini masuk ke dalam jaringan hotel RedDoorz sehingga hotel ini juga dikenal dengan nama RedDoorz @ Lawang.
Komentar
Posting Komentar