SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL, BANDUNG

SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL, BANDUNG

Sebelumnya, hotel ini dikenal dengan nama "Hotel Homann". Ketika itu, perekonomian Kota Bandung tengah menggeliat seiring dengan dibukanya jalur kereta api dari Batavia ke Bandung melalui Bogor dan Cianjur.

Jalur ini banyak dimanfaatkan para pemilik perkebunan teh (Preanger Planters) untuk mengirim hasil perkebunannya ke Batavia. Sehingga, Bandung menjadi salah satu kota yang banyak disinggahi pengusaha, termasuk para pengusaha perkebunan gula (Suiker Planters) dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melakukan perjalanan bisnis dari dan ke Batavia.

Pada tahun 1870an di Bandung belum ada hotel maupun penginapan sehingga membuat para pengusaha dan wisatawan dari luar Kota Bandung yang sedang melakukan perjalanan bisnis atau berkunjung di Kota Bandung kesulitan memperoleh penginapan. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Keluarga Homann untuk menjadikan kediamannya sebagai penginapan bagi para pengusaha dari luar Kota Bandung yang sedang melakukan perjalanan bisnis di Kota Bandung. Maka pada tahun 1871 didirikanlah Hotel Homann di Kota Bandung.

Hotel Homann yang didirikan pada tahun 1871 kemudian dinobatkan sebagai hotel pertama dan tertua di Kota Bandung. Hotel Homann pertama kali dimiliki dan dikelola oleh keluarga Homann yang berasal dari Jerman. Hotel ini sangat terkenal akan sajian rijsttafel atau rice table yang sangat lezat. Penyajian makanan dengan konsep rijsttafle ini hampir mirip dengan konsep rijsttafel di Hotel Des Indes Batavia yang terkenal terbaik di masanya dimana tamu akan dilayani oleh iring-iringan pelayan yang membawa makanan mulai dari makanan pembuka, utama hingga penutup. Hotel Savoy Homann pada saat pertama kali berdiri dibangun dari bambu, kemudian direkontruksi ke gaya neogothik romantik yang sedang populer pada saat itu. Ciri khas arsitektur Jerman sangat jelas terlihat pada fisik bangunan lama Hotel Homann terutama pada bagian dinding atau tembok hotel yang sangat kental dengan nuansa Jerman sebagai cerminan budaya asal sang pemilik yang berasal dari Negara Jerman.

Sekitar tahun 1930an pamor Hotel Homann meredup sejak hotel-hotel baru pesaing Hotel Homann mulai bermunculan di Kota Bandung dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang lebih baik dan modern dibandingkan dengan Hotel Homann. Maka pada tahun 1937 Keluarga Homann terpaksa memutuskan untuk melakukan rekonstruksi total pada fisik bangunan hotel yang dianggap kuno dan sudah tidak menarik lagi bagi pengunjung hotel sehingga berpengaruh pada semakin menurunnya kunjungan tamu untuk menginap di Hotel Homann karena banyak pelanggan Hotel Homann yang kemudian berpaling dan pindah ke hotel lain yang tentu saja lebih baru dan modern dibandingkan dengan Hotel Homann yang saat itu bangunannya juga terlihat kurang terawat dan banyak bagian bangunan yang mulai rusak sehingga keadaan ini membuat tamu hotel menjadi merasa tidak nyaman tinggal di dalam hotel.

Seorang arsitek bernama Albert Aalbers kemudian ditugaskan oleh Keluarga Homann untuk mendesain ulang fisik bangunan Hotel Homann supaya tampak lebih modern dan atraktif dengan gaya Streamline atau gelombang samudra dan sentuhan art deco yang sedang populer pada saat itu. 

Pembangunan Hotel Homann yang baru akhirnya selesai pada tahun 1939. Eksterior Hotel Homann tampak lebih banyak didominasi oleh warna cat abu-abu dan putih. Hotel berubah menjadi bangunan berlantai empat dan terlihat paling megah dibandingkan dengan hotel-hotel di sekitarnya di masanya. Tidak heran jika nama hotel kemudian ditambah dengan kata "savoy" yang artinya megah dan berubah menjadi Hotel Savoy Homann.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, hotel ini diambil alih oleh grup hotel Bidakara, sehingga namanyapun diubah menjadi Hotel Savoy Homann Bidakara. Kemudian pada tahun 1980 dilakukan modifikasi kecil-kecilan, seperti pintu masuk yang diperbesar, pembuatan toilet di jalan masuk, dan penambahan AC di depan.

Selama penjajahan Jepang pada tahun 1942-1945 hotel ini pernah dijadikan sebagai barak oleh tentara Jepang. Konon kabarnya bintang film komedi terkenal Charlie Chaplin pernah menginap di hotel ini. Bahkan pada tahun 1955, hotel ini juga pernah menjadi tempat menginap para pemimpin Asia dan Afrika saat Konferensi Asia-Afrika (KAA) diselenggarakan di Kota Bandung. Banyak tokoh- tokoh terkenal saat itu yang menginap di hotel ini. Nama tokoh-tokoh terkenal yang pernah menginap di hotel ini tercatat dalam sebuah Buku yang disebut dengan Golden Book yang masih tersimpan rapi sampai sekarang sebagai koleksi bersejarah milik Hotel Savoy Homann Bidakara.

Hotel Savoy Homann Bidakara saat ini terus mengalami pembenahan dan modernisasi baik dari fasilitas dan kualitas fisik hotel yang saat ini tampak jauh lebih mewah dan megah. Bahkan bangunan hotel yang sebelumnya berlantai empat kini menjadi berlantai lima. Hotel Savoy Homann termasuk dalam kategori Hotel berbintang empat dengan jumlah kamar sebanyak 145 yang terletak di Jl. Asia-Afrika No. 112, 40261 Bandung atau berada dikawasan Cikawao, Lengkong, Bandung, Jawa Barat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUSTI NOEROEL

TAUFAN SOEKARNOPUTRA

GUNTUR SOEKARNOPUTRA