PERANAKAN MANSION

HERITAGE BUILDING ⌛

PERANAKAN MANSION

RUMAH PERANAKAN

Orang Peranakan, Tionghoa Peranakan, atau hanya Peranakan ("Baba-Nyonya" di Malaysia) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut para keturunan imigran Tionghoa yang sejak akhir abad ke-15 dan abad ke-16 telah berdomisili di kepulauan Nusantara (sekarang Indonesia), termasuk Malaya Britania (sekarang Malaysia Barat dan Singapura). Di beberapa wilayah di Nusantara sebutan lain juga digunakan untuk menyebut orang Tionghoa Peranakan, seperti "Tionghoa Benteng" (khusus Tionghoa-Manchu di Tangerang) dan "Kiau-Seng" (di era kolonial Hindia Belanda). 

Perpaduan akulturasi budaya Tionghoa dengan keragaman budaya setempat dan budaya dari kaum imigran yang lain melahirkan sebuah budaya baru yang sangat unik dan menarik. Akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya yang lain inilah yang kemudian disebut dengan budaya Peranakan Tionghoa. 

Pengaruh budaya dari luar dan lingkungan setempat ini pulalah yang kemudian melahirkan perkembangan terhadap gaya arsitektur rumah-rumah para Peranakan Tionghoa. Ada campuran antara gaya eropa, lokal dan tentu saja gaya arsitektur Tionghoa sebagai budaya leluhur. Terlihat menjadi sangat indah, unik dan menarik karena bangunannyapun juga dibuat dengan menyesuaikan terhadap iklim setempat yang tropis dan lembab seperti adanya patio atau halaman tengah, verandah dan balkon yang luas. Pintu, jendela dan plafon dibuat tinggi untuk mengurangi kelembaban udara di dalam ruang sehingga ruangan menjadi lebih sejuk dan nyaman. Hasilnya bangunan terlihat sangat menarik dan nyaman tentunya.

Lokasi bangunan rumah Tionghoa peranakan di foto ini sebagian besar berada di Singapura dan Penang, Malaysia. Kondisi Rumah Peranakan Tionghoa di sana cenderung terawat dan sebagian besar masih terlihat kokoh berdiri sesuai dengan bentuk aslinya meski saat ini banyak dari rumah-rumah ini yang telah beralih fungsi, baik sebagai penginapan maupun sebagai bangunan komersil lainnya. 

Gaya Rumah Peranakan Tionghoa di Singapura dan Malaysia tidak berbeda jauh dengan gaya Rumah Peranakan Tionghoa di Indonesia walaupun ada sedikit pengaruh dengan budaya daerah setempat. Rumah Peranakan Tionghoa Kuno di Indonesia sudah semakin jarang ditemukan dan sebagian besar telah hancur dan berubah fungsi menjadi bangunan lainnya. Seandainya masih bisa dipertahankan dan dirawat tentu saja rumah-rumah ini bisa menjadi spot menarik untuk wisata dan rekreasi seperti di Singapura dan Malaysia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUSTI NOEROEL

TAUFAN SOEKARNOPUTRA

GUNTUR SOEKARNOPUTRA